Mengenal Pahlawan Lampung Timur | Pahlawanku Sepanjang Masa Tahun 2020

DESBUD.ID - Tidak terasa sudah 75 Tahun Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Semua itu tidak lepas dari perjuangan para pahlawan atas ijin Allah swt. Allah kuasa atas segala sesuatu melalui tangan-tangan para pahlawan kita yang mengusir para penjajah dari Bumi Pertiwi. Pada saat Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indoensia pada tanggal 17 Agustus 1945, Lampung baru mendapatkan kabar gembira tersebut pada tanggal 24 Agusutus 1945. Lampung yang pada saat itu masih masuk wilayah Sumatera Selatan, terdapat pahlawan asal Lampung selain Radin Inten. Yaitu KH. Ahmad Hanafiah yang berasal dari Sukadana, Lampung Timur.

Rasa syukur yang tidak terhingga atas karunia Allah melalui tangan-tangan para pahlawan kita, sehingga kita dapat hidup bebas tanpa penjajahan. Menumbuhkan semangat patriotisme dengan mengenal para pahlawan daerah. 

Terimakasih Pahlawanku

Tak Peduli Siapa Yang Kau Lawan
Kau Hanya Menolak Bentuk Penjajahan
Jiwa - Raga Telah Kau Pertaruhkan
Demi Hak Merdeka Kau Pertahankan

Gugur Syuhada Dirimu Kini
 Jasad dan Sukma Tak Bersatu Lagi 
Hanya Doa Yang Kau Nanti
Semoga Bahagia di Akhirat Nanti

75 Tahun Indonesia Merdeka
Melalu Tangan Para Syuhada
Atas Ijin Allah Ta'ala
Kau Pahlawanku Sepanjang Masa

Mengenal-Pahlawan-Lampung-Timur-Pahlawanku-Sepanjang-Masa-Tahun-2020
Logo Hari Pahlawan | Pahlawan Sepanjang Masa

Mengenal Pahlawan Lampung Timur

KH. Ahmad Hanafiah

Sukadana - Lampung Timur. Terdapat Laskar Hizbullah yang bernama KH. Ahmad Hanafiah seorang ulama yang lahir pada tahun 1905. KH. Ahmad Hanafiah merupakan putra dari KH. Muhammad Nur yang juga seorang tokoh agama berasal dari Sukadana. 

KH. Ahmad Hanafiah


Riwayat Pendidikan :

  1. Tamat sekolah Guverment di Sukadana 1916;
  2. Belajar ilmu pengetahuan Agama Islam
  3. Belajar di Pesantren Jamiatul Chairdi Jakarta 1916-1919;
  4. Balajar di Pesantren Pesantren Kelantan Malaysia tahun 1925-1930;
  5. Kuliah di Masjidil Haram, Mekkah Saudi Arabia tahun 1930-1936

Pengalaman:

  1. Mengajar agama di Sukadana tahun 1920-1925;
  2. Menjadi Ketua Himpunan Pelajar Islam Lampung saat beliau sedang menempuh pendidikannya di Mekah tahun 1934-1936;
  3. Mubaligh di Lampung dan Menjadi Ketua Sarekat Dagang Islam dalam wilayah Kawedanan Sukadana pada masa itu, beliau pernah menjadi buronan Belanda, karena gerakan organisasinya tersebut diangga membahayakan pemerintah Belanda tahun 1937-1942; 
  4. Pimpinan Pondok Pesantren Al Ikhlas Sukadana dari tahun 1942-1945;
  5. Masa penjajahan Jepang tahun 1943 beliau diangkat menjadi Anggota Sa-ngi-kai Keresidenan Lampung;
  6. Ketua Komite Nasional Indonesia Kawedanan Sukadana tahun 1945-1946;
  7. Ketua Partai Masyumi dan Pimpinan / Panglima Laskar Hizbullah Kawedanan Sukadana;
  8. Wedana Kepala Daerah Kewedanan Sukadana tahun 1945-1946;
  9. Anggota DPR (Dewan Perwakilan Daerah) Keresidenan Lampung tahun 1946-1947;
  10. Wakil Kepala merangkap Kepala Bagian Islam pada Kantor Keresidenan Lampung waktu tinggal di Tanjung Karang tahun 1946-1947

Perjuangan KH. Ahmad Hanafiah

Saat terjadinya Perang Dunia II dan Belanda menyerahkan pemerintahannya secara resmi kepada Jepang. Melihat kemampuan yang dimiliki oleh KH Ahmad Hanafiah membuat Jepang mengangkat KH Ahmad Hanafiah menjadi anggota Sa-ngi-kai atau semacam anggota dewan perwakilan rakyatnya Jepang yang membawahi daerah Karesidenan Lampung.

Dalam menyambut kemerdekaan Indonesia yang telah di kumandangkan, di Karesidenan Lampung telah berdiri organisasi-organisasi atau badan-badan perjuangan yang akan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Di Karesidenan Lampung terdapat Laskar Hisbullah, Laskar Fisabilillah, API (Angkatan Pemuda Indonesia), Barisan Pelopor, dan Laskar Rakyat.

Pada Agresi Militer Belanda I tahun 1947 tersebut, KH Ahmad Hanafiah dan tentaranya yang tergabung dalam Laskar Hizbullah terpanggil untuk membantu perjuangan TNI yang memberikan perlawanan sengit terhadap pasukan Belanda di Daerah Sumatera Selatan khususnya di Kota Baturaja. Sesampainya pasukan KH Ahmad Hanafiah disana dan segera bergabung dengan kesatuan TNI melakukan serangan balasan didekat Kota Baturaja yaitu kearah daerah Martapura.

Karena Laskar Hizbullah bersenjatakan dengan golok maka dikenal juga sebagai Laskar Golok melakukan perlawanan yang mereka bisa lakukan, dan juga mereka dipercaya sebagai laskar yang kebal terhadap peluru Belanda. Dengan bekal inilah mereka berani dalam melawan pasukan Belanda yang menggunakan senjata api.

Anggota laskar Hizbullah banyak yang gugur dan tertawan termasuk diantaranya KH Ahmad Hanafiah berhasil ditanggap hidup-hidup, kemudian dimasukkan ke karung dan ditenggelamkan di Sungai Ogan. Belanda memperlakukan KH Ahmad Hanafiah demikian karena telah mengetahui kehebatan yang dimiliki oleh KH Ahmad Hanafiah yang kebal senjata tajam maupun senjata api. Akhirnya melakukan dengan cara licik dan kejam. Di tempat inilah Sang Pahlawan gugur, mati syahid mempertahankan kemerdekaan Indonesia khususnya di Lampung.

Demikian perjalanan KH. Ahmad Hanafiah dalam mempertahankan kemerdekaan RI dari Sukadana, Lampung Timur. Untuk dapat mengenal dan mengingatkan perjuangan KH. Ahmad Hanafiah, dibuatlah Patung monumen yang terletak di Jalan Lintas Timur Sumatera.

Sumber: Google


Sumber

Jurnal HISTORIA Volume 6, Nomor 1, Tahun 2018, ISSN 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)


Referensi:

Effendi, KH Ahmad Hanafiah. Sosok ulama pejuang kemerdekaan asal Lampung. Jurnal TAPIS. Vol 12. No. 2 Juli-Desember 2016.

Fauzi Nurdin, Makalah Seminar Nasional, “Mengukuhkan Gelar Pahlawan Nasional KH. Ahmad Hanafiah”.

Related Posts

Post a Comment

Lagi Trending