DESBUD.ID - Berpendidikan itu tidak hanya selalu dilihat dari apa yang dipakai atau setinggi apa ilmu dan jabatannya. Melainkan dilihat dari ATTITUDE bagaimana caranya memperlakukan orang lain tanpa merendahkannya.
Akhir-akhir ini viral di medsos platform facebook, gambar seorang laki-laki menggendong bayi. Dikabarkan bahwa gambar tersebut adalah seorang profesor di sebuah universitas. Meskipun sumber informasi ini masih belum diketahui, ternyata banyak guru yang menaggapi postingan tersebut.
Sebuah Cerita
Pada postingan berantai tersebut dituliskan bahwa, yang menggedong anak tersebut adalah seorang profesor universitas, dan bayi yang digendengnya bukanlah putranya. Tapi dia adalah anak dari salah satu mahasiswinya.
Lanjut pada postingan tersebut dituliskan, saat selesai mata pelajar kemudian sang profesor di tanya oleh salah satu mahasiswanya, tentang apa alasannya yg membuatnya ia mau melakukan hal itu ?
Sang profesor menjawab "Karena aku tak ingin bayi ini terus menangis dan mempermalukan ibunya, sehingga ia nanti akan meninggalkan kuliah, dan aku berharap agar dia menjadi fokus untuk belajar, karna aku kagum dengan pengorbanan dan semangatnya dalam menuntut ilmu, sebab itu aku tak ingin ia kecewa"
Terlepas bahwa cerita tersebut fakta atau hanya karangan belaka, setidaknya terdapat hikmah yang ingin disampaikan kepada sahabat-sahabat guru. Apa pesan hikmah yang disampaikan?
Sebuah pesan hikmah:
Demikianlah hendaknya seorang guru/pendidik, guru tidak hanya sekedar memberikan materi saja atau mentransfer pengetahuan, Sebab jika anda menjadi guru/pengajar hanya sekedar memberikan materi saja atau mentransfer pengetahuan, Maka ada saatnya anda tidak akan dibutuhkan lagi.
Karena nyatanya google lebih cerdas dan lebih tahu banyak hal daripada anda!
Faktanya
Saat ini atau beberapa tahun kedepan manusia akan melawan robot/mesin. Siapa pemenangnya?
Soal kecepatan, manusia vs robot. Tentu kemampuan manusia tidak sebanding dengan robot. Manusia kalah cepat dengan robot. Berhitung, ada mesin hitung kalkulator.
Soal pengetahuan, manusia vs robot. Mesin google lebih banyak pengetahuannya dibanding manusia. Anda guru matematika? Tentu akan sedikit kesulitan jika diminta membuat puisi. Tidak untuk google, mesin yang satu ini bisa menjawab semua pertanyaan Anda.
Selama pada masa pandemi ini, digitalisasi telah mewabah pada semua aspek kehidupan tidak terkecuali dunia pendidikan. Bahkan telah 9 bulan atau 1,5 semester pembelajaran jarak jauh dilaksanakan di Indonesia dampak dari pandemi yang juga belum ada tanda-tanda berakhir. Digitalisasi secara masif dikampanyekan meski belum ada kesiapan terutama dari guru itu sendiri.
Dengan kemampuan digitalisasi yang terbatas, ditambah sedikit minat untuk upgrade diri. Akhirnya dengan kata pamungkasnya, "seng penting, ngajar!"
Berbagai lembaga profesi dan platform-platform digital lain bahkan lembaga pendidikan pemerintah banyak yang menawarkan pelatihan-pelatihan maupun webinar untuk guru-guru, nyatanya masih sepi peminat. Masih kalah ramai saat berbincang masalah bantuan subsidi, honor dan gaji.
Padahal dengan mengikuti pelatihan, webinar dan sejenisnya. Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengajar. Kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengelola kelas pada saat pembelajaran jarak jauh, dan sebagainya. Tapi nyatanya masih banyak guru-guru yang nyaman di zona nyamannya.
Akhirnya pembelajaran dilaksanakan dengan sangat terbatas. Yang sangat disayangkan, ketika pembelajaran guru hanya memberikan materi dan tugas. Melupakan aspek yang tidak kalah penting, yaitu Attitude/Sikap.
Lalu apa yang bisa Guru lakukan?
Jack Ma pendiri Alibaba pernah menyampaikan pada pidatonya. Ketika bertanding siapa yang lebih cerdas antara manusia dengan mesin. Manusia dapat mengingat banyak hal, tetapi mesin bisa mengingat lebih baik daripada manusia. Manusia bisa menghitung dengan cepat, mesin bisa menghitung lebih cepat daripada manusia. Mesin tidak pernah marah. Tidak pernah lelah, selalu melakukan pekerjaan lebih baik dari manusia.
Bagaimana kita bisa bersaing dengan mesin yang sudah mewabah seperti saat ini? Anak-anak kita nanti, akan memiliki pekerjaan yang tidak ada pada saat ini.
Jika anda menjadi guru/pendidik yang juga mentransfer budaya dan nilai termasuk didalamnya tentang Attitude/sikap, seperti adab, akhlak, ketaqwaan, kerjasama, kepedulian dan keikhlasan. Anda akan selalu dibutuhkan. Karena mesin google tidak memiliki itu semua!
Pendidikan harus memfokuskan pada 2 hal tersebut. Imajinasi dan kreativitas serta berkolaborasi harus diajarkan dan di kembangkan melalui pendidikan.
Masa pandemi ini, pembelajaran jarak jauh bagaimana guru bisa mengontrol Attitude siswanya? Kerjasama. Berkolaborasi dengan orang tua siswa dan masyarakat.
Berkumpul dan berdiskusi dengan komunitas positif yang dapat menambah pengetahuan dan keterampilan diri. Bergabung dengan masyarakat peduli pendidikan di grup telegram http://t.me/masyarakat_MPd
Post a Comment
Post a Comment