Ekonomi di Negara Sedang Berkembang

Ekonomi Pembangunan


DESBUD.ID - Alhamdulillah. Pada kesempatan ini, kita akan mempelajari tentang ekonomi di negara sedang berkembang. Terdapat permasalahan pokok dalam pembangunan ekonomi di negara sedang berkembang. Namun sebelumnya kita pahami terlebih dahulu tentang alasan pembangunan ekonomi di negara sedang berkembang itu kurang mendapat perhatian.

sumber. kompas.com


Klasifikasi Negara

Klasifikasi Negara Berdasarkan PBB

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah membagi negara-negara Dunia Ketiga (Negara Berkembang) menjadi tiga golongan. Pertama, golongan termasuk negara-negara termiskin/terbelakang. Kedua, golongan negara-negara berkembang bukan negara pengekspor minyak sebaganyak 88 negara. Ketiga, golongan negara yang termasuk sebagai negara-negara pengekspor minyak anggota OPEC yang berpendapatan nasionalnya naik secara luar biasa, terutama setelah terjadi perang Oktober 1973 di Timur Tengah. Kini anggota OPEC berjumlah 11 negara karena Equador dan Gabon keluar dari OPEC.

Klasifikasi Negara Berdasarkan OEDC

Organization for Economic Cooperation and Development (OEDC) telah membuat klasifikasi negara Dunia Ketiga menjadi 4 golongan: Pertama, golongan negara yang merupakan negara berpendapatan rendah. Kedua, golongan negara yang berpendapatan menengah. Ketiga, golongan negara industri baru dan Keempat, golongan negara yang masuk anggota negara OPEC.

Klasifikasi Negara Berdasarkan IBRD

International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) atau dikenal sebagai Bank Dunia membuat klasifikasi negara menjadi 6 (enam) kategori. Yaitu, negara yang berpendapatan rendah, negara yang berpendapatan menengah, negara yang berpendapatan tinggi, negara yang berpendapatan tinggi pengekspor minyak, negara industri, negara ekonomi pasar, dan negara Eropa Timur bukan ekonomi pasar.

Walaupun secara klasifikasi khususnya terdapat perbedaan, tetapi pada kenyataannya sebagian besar golongan negara Dunia Ketiga mempunyai tujuan yang sama, yaitu memerangi kemiskinan, ketidak merataan, pengangguran, penyediaan standar pendidikan yang minim, kesehatan, perumahan dan makanan bagi seluruh rakyat, memperluas kesempatan di bidang ekonomi, sosial, dan politik, serta menciptakan adanya persatuan bangsa.

Oleh karenanya, kajian tentang ekonomi pembangunan menjadi sangat penting untuk kita pelajari. Sebagaimana yang telah kita diskusikan dalam awal kajian kita. 

Keterlambatan Perhatian Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Negara Sedang Berkembang

Negara berkembang baru mulai memperhatikan masalah pembangunan ekonomi setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua. Berikut ini adalah alasan mengapa negara berkembang baru mulai menaruh perhatiannya terhadap pembangunan ekonomi di negaranya.

  1. Kenyataan bahwa pada masa itu banyak negara-negara berkembang yang sekarang masih menjadi negara jajahan. Para penjajah umumnya tidak merasa perlu memikirkan masalah pembangunan daerah jajahannya. Pada umumnya mereka membangun daerah jajahannya dengan tujuan untuk menciptakan keuntungan bagi negara mereka, bukan untuk menaikkan kesejahteraan penduduk daerah jajahan. Oleh karena itu, kegiatan pembangunan yang dilakukan di daerah jajahan pada umumnya, bertujuan untuk menciptakan pasar bagi hasil industri yang berada di negara-negara penjajah, atau untuk menyediakan bahan-bahan mentah yang diperlukan untuk industri tersebut.
  2. Pusat perhatian pemerintah negara-negara yang dijajah adalah pada usaha untuk membebaskan diri dari cengkeraman negara penjajah, sehingga perhatian terhadap pembangunan ekonomi menjadi terabaikan.
  3. Kurangnya usaha dari para pemimpin masyarakat yang dijajah, untuk membahas persoalan-persoalan pembangunan ekonomi, karena yang menjadi tujuan mereka pada saat itu adalah memperjuangkan kemerdekaan. Dengan demikian, mereka mengesampingkan masalahmasalah yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi. 
  4. Di kalangan para ahli ekonomi belum banyak yang melakukan penelitian dan analisis tentang pembangunan ekonomi. Pada umumnya, ahli-ahli ekonomi barat lebih memusatkan perhatian mereka pada masalah kemelesetan ekonomi dan pengangguran, karena pada masa tiga dasawarsa abad ini masalah pengangguran dan depresi ekonomi merupakan masalah dunia.
  5. Pada masa-masa sebelum Perang Dunia II, negara-negara penjajah tidak atau belum berkepentingan untuk  memikirkan pembangunan ekonomi di negara jajahannya. Mereka hanya berkepentingan terhadap sumbersumber daya yang ada di negara jajahan.
  6. Para ahli ekonomi masih memusatkan perhatiannya pada persoalan bagaimana mengatasi masalah-masalah yang timbul akibat resesi yang melanda seluruh dunia pada tahun 1930-an.

Atas dasar alasan-alasan tersebut maka permasalahan pembangunan ekonomi dan studi mengenai pembangunan ekonomi lebih ditujukan pada kepentingan negara-negara berkembang yang merupakan negara-negara bekas jajahan. Namun demikian, hal ini tidak bisa dilepaskan dari kepentingan negara-negara maju atau negara-negara bekas penjajah, baik kepentingan politik maupun terutama kepentingan ekonomi. Hal ini nampak sangat jelas pada masa perang dingin. Negara-negara yang tergabung dalam blok sosialis berebut pengaruh atas negara-negara berkembang dengan negara-negara yang termasuk dalam blok kapitalis. Mereka saling memperebutkan pengaruh atau dominasi terhadap negara berkembang demi kepentingan politik dan ekonomi mereka.

Terjadinya Perang Dunia kedua, telah mempercepat proses pemberian kemerdekaan kepada daerah-daerah terjajah di Asia dan Afrika. Pengalamanpengalaman yang pahit dalam perang ini, menimbulkan kesadaran kepada negara-negara terkemuka di dunia barat, akan kewajiban untuk mengamati hak setiap masyarakat untuk menentukan nasibnya sendiri. Penjajahan mulai dipandang sebagai suatu bentuk penindasan yang perlu dihapuskan. Hal ini menimbulkan banyak tuntutan masyarakat terjajah untuk memperoleh kemerdekaan. Bersamaan dengan perubahan-perubahan tersebut, dan banyaknya negara-negara yang sudah merdeka menyebabkan perhatian terhadap masalah pembangunan ekonomi mulai diperhatikan. Mengapa demikian? Untuk memahami alasannya Anda baca uraian berikut.

Penyebab Meluasnya Perhatian Terhadap Pembangunan Ekonomi Di Negara Sedang Berkembang

Ada beberapa faktor yang dipandang sebagai penyebab bertambah meluasnya perhatian terhadap masalah pembangunan ekonomi di negaranegara sedang berkembang, yaitu

  1. berkembangnya cita-cita negara yang baru mencapai kemerdekaan untuk mengejar ketinggalan-ketinggalan mereka dalam bidang ekonomi dari negara maju;
  2. adanya rasa perikemanusiaan negara maju, untuk membantu negara-negara berkembang mempercepat pembangunan ekonomi mereka, dengan mengejar ketertinggalan ekonomi mereka dari negara-negara maju;
  3. sebagai cara untuk mendapat dukungan dalam perang ideologi antara Amerika Serikat dan Rusia;
  4. untuk mempererat hubungan politik dan ekonomi antara negara maju dengan negara-negara sedang berkembang.

Setelah Anda mempelajari tentang alasan keterlambatan pembangunan ekonomi dan timbulnya perhatian terhadap pembangunan ekonomi Anda akan dengan lebih mudah memahami tentang permasalahan dasar pembangunan ekonomi khususnya di negara sedang berkembang.

Permasalahan Dasar Pembangunan Ekonomi Di Negara Sedang Berkembang Dengan bertambah besarnya perhatian terhadap pembangunan ekonomi setelah Perang Dunia II, para ahli ekonomi mulai melanjutkan penyelidikannya mengenai perkembangan ekonomi suatu negara. Semua negara yang ada di dunia, baik negara maju maupun negara sedang berkembang tentu ingin melaksanakan pembangunan ekonomi. Salah satu tujuan melaksanakan pembangunan ekonomi adalah untuk menaikkan pendapatan riil per kapita atau paling tidak mempertahankan tingkat pendapatan yang telah dicapai.

Bagi negara sedang berkembang, pembangunan ekonomi dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya agar setaraf dengan tingkat hidup di negara maju. Namun kenyataan menunjukkan bahwa sampai Perang Dunia II, negara-negara sedang berkembang taraf hidupnya masih ketinggalan jauh, apabila dibandingkan dengan negara-negara maju. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai permasalahan yang dihadapi oleh negara sedang berkembang

Pembangunan dalam perspektif Islam bukan hanya bersifat material semata, namun sangat transendental. Bukan hanya untuk kehiduopan jangka pendek di dunia, namun sampai pada kemuliaan dan kesejahteraan di akhirat kelak. Oleh karenanya, dalam perspektif Islam menurut Beik dan Arsyanti, 2015 mengungkapkan terdapat empat indikator utama negara maju dan sejahtera.

  1. Ajaran Islam sudah menjadi pedoman dalam berkehidupan ekonomi suatu bangsa. Seberapa hebatnya kemajuan secara fisik dan materi suatu bangsa dan negara, apalagi kalau diraih dengan cara-cara tidak adil, merugikan negara, bangsa dan rakyatnya, serta bersifat merusak alam, itu hanya keberhasilan semu dan sementara. Karena pada dasarnya yang demikian itu merugikan dan menentang aturan Allah Swt., tidak akan mendatangkan kesejahteraan dan kebahagiaan yang sebenarnya, dan tidak akan berkah (QS Thaha:124). Lebih jauh dari itu, Islam menginginkan penerapan ajarannya secara kaffah, baik duniawi maupun ukhrawi, karena kemuliaan yang abadi tidak mungkin diraih secara sepotong-sepotong, namun harus dilakukan secara menyeluruh menyangkut semua aspek kehidupan karena bukan hanya untuk di dunia, tapi juga untuk bekal di akhirat kelak. Oleh karenanya, ekonomi dalam Islam bersifat multidimensional dan tidak memisahkan antara ajaran agama dengan ajaran duniawi.
  2. Kebutuhan pokok manusia seperti pangan, sandang dan papan sudah terpenuhi. Karena Islam tidak mengajarkan hidup bermewah-mewah dan berlebih-lebihan, namun Islam juga tidak mengajarkan hidup dalam kemelaratan. Allah Swt. tidak menyukai orang yang hidup berlebih-lebihan, apalagi masih ada orang lain yang miskin. Islam juga mengajarkan agar kita tidak hidup dalam kemelaratan, karena kemiskinan itu mendekatkan kepada kekufuran. Namun, Islam juga tidak melarang makhluk-Nya memiliki banyak kekayaan, karena Islam menganjurkan juga kita untuk senantiasa bersedekah dan peduli terhadap sesama.
  3. Kegiatan ekonomi sektor riil, bidang industri dan perdagangan sudah berjalan dengan baik. Inti kegiatan ekonomi dalam perspektif Islam adalah bergeraknya sektor riil, yaitu bidang bidang industri dan perdagangan. Produksi dan distribusi yang baik, adalah produksi dan distribusi yang menjamin perputaran roda perekonomian dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat secara wajar dan adil yang berdampak pada pengurangan tingkat kemiskinan dan kesenjangan ekonomi.
  4. Keamanan dan ketertiban sosial terjamin. Kita tidak mungkin dapat melaksanakan ibadah dengan baik, mampu memenuhi kebutuhan pokok, bidang industri dan perdagangan berjalan dengan lancar, apabila tidak ada rasa aman dan tertib di masyarakat.

Semua ahli setuju bahwa masalah yang paling umum dan sangat esensial adalah masalah kemiskinan, populasi, pengangguran, ketimpangan dan ketidakmerataan distribusi pendapatan, korupsi, industrialisasi, masalah dualisme, ketimpangan sektor riil dan moneter, depresiasi mata uang, investasi asing, utang luar negeri, dan perusahaan trans nasional (Todaro dan Smith, 2015; Koncoro, 2010; Arsyad, 2010; Aedy, 2011; Chapra 1993). 

Namun dalam pembahasan ini kita akan kaji tiga permasalahan dasar/pokok yang dihadapi oleh negara sedang berkembang. Apakah Anda sudah paham tentang ketiga permasalahan tersebut? Untuk memahami ketiga permasalahan pokok tersebut silakan Anda baca uraian pada berikut.

Tiga permasalahan dasar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah:

  1. berkembangnya ketidakmerataan pendapatan;
  2. kemiskinan;
  3. ketimpangan ekonomi.

Titik perhatian utama permasalahan dasar pembangunan ekonomi di negara sedang berkembang adalah distribusi pendapatan yang tidak merata.

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya ketidakmerataan distribusi pendapatan di negara sedang berkembang, menurut Irma Adelman Cynthia Taft Morris (1993) adalah sebagai berikut:

  1. Menurunnya pendapatan per kapita.
  2. Inflasi, dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara proporsional dengan pertambahan produksi barang-barang.
  3. Ketidakmerataan pembangunan antardaerah.
  4. Investasi yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang padat modal (capital intensive) sehingga persentase pendapatan dari modal lebih besar dibandingkan dengan persentase pendapatan yang berasal dari kerja, sehingga pengangguran bertambah.
  5. Rendahnya mobilitas sosial.
  6. Pelaksanaan kebijaksanaan industri substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan harga-harga barang hasil industri untuk melindungi usaha-usaha golongan kapitalis.
  7. Memburuknya nilai tukar (term of trade) negara sedang berkembang dalam perdagangan dengan negara-negara maju, sebagai akibat ketidakelastisan permintaan negara-negara maju terhadap barang-barang ekspor negara sedang berkembang.
  8. Hancurnya industri-industri kerajinan rakyat, seperti pertukangan, industri rumah tangga.

Negara sedang berkembang, distribusi pendapatannya kurang merata dibandingkan di negara-negara maju. Semakin maju suatu negara maka distribusi pendapatannya akan semakin merata. Salah satu ukuran dari distribusi pendapatan dapat dilihat dari kurva Lorenz. Di samping kurva Lorenz, koefisien Gini sering dipakai untuk mengukur merata tidaknya distribusi pendapatan di suatu daerah/negara.

Permasalahan dasar yang kedua adalah kemiskinan. Menurut Naranjo (2012), kemiskinan menjadi penyebab utama kelaparan, keterlantaran, marginalisasi dan penyakit sosial lainnya di seluruh dunia. Menurut Arsyad (2010), kemiskinan itu bersifat multidimensional, karena kebutuhan manusia itu beraneka macam, karenanya kemiskinan juga memiliki banyak aspek. Bank Dunia (1995), kemiskinan memiliki banyak bentuk, berubah dari satu tempat ke tempat lain dan antar waktu, serta memiliki solusi yang berbeda. Berdasarkan laporan dari Bank Dunia, jumlah penduduk miskin di dunia mencapai 15,27% dari total populasi. Apabila dibandingkan antara kelompok negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI)/ Organization of Islamic Cooperation (OIC) dengan non-OKI/ non-OIC, persentase jumlah penduduk miskin di negara OKI mencapai 18,91%, sedangkan di luar OKI mencapai 11,62% dari masing-masing populasi.

Masalah krusial lain dalam pembangunan ekonomi adalah ketimpangan ekonomi. Ketimpangan bukan hanya antar penduduk, tapi juga antar golongan, antar wilayah, antar desa dengan kota, antar kelompok etnik, serta antar kawasan. Ketimpangan ekonomi dapat dikatakan sebagai keadaan dimana terjadi gap distribusi pendapatan antar kelompok masyarakat yang berpendapatan tinggi dengan yang berpendapatan rendah. Indikator mengukur ketimpangan pendapatan umumnya adalah Rasio Gini (Gini Ratio). Rasio gini didefinisikan sebagai derajat ketidakmerataan distribusi pendapatan penduduk suatu wilayah atau negara tertentu. Koefisien gini berdasarkan kurva Lorenz, yaitu sebuah kurva pengeluaran kumulatif yang membandingkan distribusi dari nilai pengeluaran konsumsi dengan distribusi seragam yang mewakili persentase kumulatif penduduk. Nilai dari koefisein gini antara 0 dan 1, dengan 0 diartikan pemerataan sempurna dan 1 adalah ketimpangan sempurna.

Demikian beberapa masalah yang dihadapi negara yang sedang berkembang dari banyak masalah lain yang dihadapi seperti kita ketahui bahwa negara Indonesia merupakan negara agraris. Negara yang disebut sebagai surga dunia. Dimana terdapat banyak sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Namun sampai sekarang masih menjadi negara berkembang. Bagaimana menurut kalian?

Related Posts

Post a Comment

Lagi Trending