Konsep Dasar Penelitian Bidang Pendidikan: Penelitian Tindakan Kelas



Assalamu'alaykum sahabat DESBUD.ID yang Rahmati Allah SWT. Puji syukur atas Karunia-Nya sehingga kita masih dapat menjalankan aktivitas hari ini dengan penuh bahagia.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh seorang guru atau kelompok guru di dalam kelasnya dengan tujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa. PTK dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa, dimana guru bertindak sebagai peneliti dan siswa bertindak sebagai subjek penelitian.

Batasan dari PTK adalah:

1. Fokus penelitian hanya pada satu kelas atau satu kelompok kelas yang homogen.

2. Tujuan dari penelitian adalah untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa di dalam kelas.

3. Metode penelitian yang digunakan adalah siklus tindakan, dimana guru merancang tindakan yang diimplementasikan dalam kelas, mengevaluasi hasil tindakan tersebut, dan memperbaiki tindakan selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi.

PTK bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas. Selain itu, PTK juga dapat membantu guru dalam pengembangan profesionalnya, karena guru dapat mengembangkan keterampilan pengamatan, refleksi, dan tindakan dalam kelas. Dalam PTK, guru dan siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, sehingga dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih baik dan lebih efektif di dalam kelas.

Konsep dasar dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah peningkatan kualitas pembelajaran di kelas melalui siklus tindakan yang dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. PTK merupakan bentuk penelitian tindakan yang dilakukan oleh seorang guru atau kelompok guru dengan tujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa di dalam kelas.

PTK dilakukan dengan mengikuti siklus tindakan yang terdiri dari empat tahapan, yaitu:

1. Perencanaan (planning): guru merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa berdasarkan hasil observasi dan evaluasi awal.

2. Tindakan (action): guru melakukan tindakan atau aktivitas yang telah direncanakan di dalam kelas.

3. Observasi (observation): guru mengamati dan memantau hasil dari tindakan yang dilakukan, serta mencatat data dan informasi terkait proses dan hasil belajar siswa.

4. Refleksi (reflection): guru melakukan refleksi terhadap data dan informasi yang telah dikumpulkan, dan merencanakan tindakan selanjutnya untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa.

Dalam PTK, guru bertindak sebagai peneliti dan siswa sebagai subjek penelitian. Guru dan siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, sehingga dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih baik dan lebih efektif di dalam kelas.

Tujuan utama dari PTK adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Selain itu, PTK juga dapat membantu guru dalam pengembangan profesionalnya, karena guru dapat mengembangkan keterampilan pengamatan, refleksi, dan tindakan dalam kelas. PTK juga dapat membantu meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Berikut adalah beberapa karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK):

1. Dilakukan secara kolaboratif: PTK dilakukan dengan kolaborasi antara guru dan siswa. Guru bertindak sebagai peneliti dan siswa sebagai subjek penelitian.

2. Dilakukan dalam konteks kelas: Fokus PTK adalah memperbaiki proses dan hasil belajar siswa di dalam kelas.

3. Dilakukan dalam siklus tindakan: PTK dilakukan dengan mengikuti siklus tindakan yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

4. Bersifat partisipatif: PTK melibatkan partisipasi aktif dari guru dan siswa dalam setiap tahap siklus tindakan.

5. Dilakukan secara empiris: PTK dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan data yang dilakukan secara sistematis dan terstruktur.

6. Bersifat subjektif: Data yang dikumpulkan dalam PTK bersifat subjektif karena melibatkan persepsi guru dan siswa terhadap proses dan hasil belajar siswa.

7. Bersifat kualitatif dan kuantitatif: PTK dapat menggunakan data kualitatif dan kuantitatif dalam proses pengumpulan data, analisis data, dan pelaporan hasil.

Karakteristik PTK yang unik adalah siklus tindakan yang digunakan sebagai metodologi utama dalam penelitian. Siklus tindakan ini memungkinkan guru dan siswa untuk secara sistematis mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa dan merancang tindakan perbaikan yang spesifik dan tepat sasaran. PTK juga memiliki keuntungan dalam memungkinkan guru dan siswa untuk berkolaborasi dan bersama-sama memperbaiki kualitas pembelajaran di dalam kelas.

Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Tindakan Kelas

Berikut adalah kelebihan dan kelemahan dari penelitian tindakan kelas (PTK):

Kelebihan PTK:

1. Relevan dengan kebutuhan kelas: PTK dilakukan di dalam kelas dan bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, tindakan yang dilakukan dalam PTK memiliki relevansi langsung dengan kebutuhan kelas.

2. Partisipatif: PTK melibatkan partisipasi aktif dari guru dan siswa dalam setiap tahap siklus tindakan. Hal ini memungkinkan guru dan siswa untuk bersama-sama mencari solusi atas masalah yang ada di dalam kelas.

3. Berkesinambungan: PTK dilakukan dalam siklus tindakan yang berulang-ulang, sehingga tindakan perbaikan yang dilakukan dapat terus dikembangkan dan diperbaiki untuk mencapai hasil yang lebih baik.

4. Fleksibel: PTK tidak mengikat pada satu metode atau teknik tertentu. Guru dapat memilih metode atau teknik yang sesuai dengan kebutuhan kelas dan masalah yang dihadapi.

5. Meningkatkan kualitas pembelajaran: PTK bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa di dalam kelas. Dengan demikian, PTK dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas.

Kelemahan PTK:

1. Waktu dan tenaga yang dibutuhkan: PTK membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak dari guru dan siswa. Guru harus merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi tindakan perbaikan secara berkala.

2. Terbatas pada satu kelas: PTK dilakukan di dalam satu kelas, sehingga hasil yang diperoleh mungkin tidak dapat diterapkan pada kelas lain atau pada skala yang lebih besar.

3. Tergantung pada subjektivitas guru dan siswa: Data yang dikumpulkan dalam PTK bersifat subjektif karena melibatkan persepsi guru dan siswa terhadap proses dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat mempengaruhi validitas hasil penelitian.

4. Tidak mampu mengatasi masalah struktural: PTK tidak dapat mengatasi masalah struktural yang bersifat sistemik di dalam pendidikan. Hal ini karena fokus PTK hanya pada perbaikan proses dan hasil belajar di dalam kelas.

Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas

Berikut adalah prosedur umum dalam penelitian tindakan kelas (PTK):

1. Identifikasi masalah: Identifikasi masalah dilakukan dengan cara melakukan observasi terhadap keadaan di dalam kelas dan mengupulkan data terkait proses dan hasil belajar siswa.

2. Perencanaan: Pada tahap ini, guru merencanakan tindakan perbaikan yang akan dilakukan berdasarkan hasil identifikasi masalah. Perencanaan harus melibatkan partisipasi siswa agar tindakan yang dilakukan lebih tepat sasaran.

3. Pelaksanaan: Tindakan perbaikan yang direncanakan dilaksanakan di dalam kelas. Guru harus memonitor pelaksanaan tindakan secara berkala dan melakukan modifikasi jika diperlukan.

4. Evaluasi: Evaluasi dilakukan untuk mengetahui dampak dari tindakan perbaikan yang dilakukan. Evaluasi dapat dilakukan melalui pengumpulan data dan analisis data secara periodik.

5. Refleksi: Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi keseluruhan proses PTK dan mengambil pelajaran dari hasil penelitian. Hal ini akan membantu guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas.

6. Tindakan lanjutan: Jika hasil evaluasi menunjukkan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan belum optimal, maka guru dapat melakukan tindakan lanjutan dengan merancang tindakan perbaikan yang baru berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi sebelumnya.

Prosedur PTK dilakukan secara siklik dan berulang-ulang hingga masalah yang dihadapi di dalam kelas dapat diatasi secara optimal. Hal ini memungkinkan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas secara berkelanjutan.

Related Posts

Post a Comment

Lagi Trending