Landasan Teori Media Pembelajaran

DESBUD.ID - Alhamdulillah. Mari selalu kita bersyukur kepada Sang Pencipta yang masih memberikan kesempatan kepada kita untuk menikmati nikmat-nikmat-Nya yang tidak bisa kita hitung semua nikmat-Nya itu. Sehingga kita masih bisa terus belajar, sebagaimana kewajiban kita untuk menuntut ilmu sampai akhir hayat.

Pada pertemuan sebelumnya kita telah memahami konsep dasar media pembelajaran betapa pentingnya peranan media itu dalam pembelajaran. Fungsi serta manfaatnya media dalam pembelajaran. Pada kesempatan ini, kita akan bersama-sama belajar bersama sahabat tentang Landasan teori media pembelajaran. Fokus pembahasan terkait dengan teori semiotic, teori kognitif, dan teori konstektual.


Landasan Teoritis Penggunaan Media Pembelajaran

Pengalaman belajar dapat diperoleh pembelajar dari pengalaman langsung yang diperoleh dari si pembelajar itu sendiri, pengalaman karena melihat gambar-gambar lukisan atau foto, maupun melalui pengalaman simbolik yang merupakan perbaduan pengalaman langsung dan pengalaman belajar melalui gambar. Hal ini disampaikan oleh Bruner (1966), terdapat tiga tingkatan utama modus belajar, yatiu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). 

Menurut Dale (1969) pengalaman belajar digambarkan sebagai suatu proses komunikasi. Dimana materi yang disampaikan oleh pendidik kepada peserta didik disebut dangan pesan. Pendidik sebagai sumber pesan menyampaikan pesan ke dalam simbol-simbol tertentu (encoding) dan peserta didik sebagai penerima pesan menafsirkan simbol-simbol tersebut sehingga dipahami sebagai pesan (decoding).

Kerucut Pengalaman Dale

Teori penggunaan media dalam pembelajaran yang sering dijadikan landasan teori adalah Dale's Cone of Experience (Kerucut Pengalaman Dale) (1969). 

Kerucut Pengalaman Dale


Kerucut pengalaman ini merupakan elaborasi yang rinci dari konsep tiga tingkatan pengalaman yang dikemukakan oleh Bruner sebagaimana diuraikan sebelumnya. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung, kenyataan yang ada dilingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal. Semakin ke atas di puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan tersebut. Namun demikan bahwa urutan proses belajar tidak harus bermula pada pengalaman langsung.

Tingkat keabstrakan pesan akan semakin tinggi ketika pesan itu dituangkan ke dalam lambang-lambang seperti bagan, grafik, atau kata. Jika pesan terkandung dalam lambang-lambang tersebut, indera yang dilibatkan untuk menafsirkan semakin terbatas indera penglihatan atau pendengaran. Meskipun tingkat partisipasi fisik berkurang, namun keterlibatan imajinatif semakin bertambah dan berkembang.

Baiklah sahabat mahasiswa, pengalaman langsung (konkrit) maupun pengalaman abstrak sesungguhnya dapat dialami pembelajar dengan silih berganti. hasil belajar yang diperoleh pembelajar dari pengalaman langsung mengubah dan memperluas jangkauan abstraksi seseorang, begitupun sebaliknya. Kemampuan interpretasi lambang kata membantu seseorang untuk memahami pengalaman yang di dalamnya pembelajar terlibat secara langsung.

Pembelajaran vicon hari ini silahkan KLIK DISINI. Kemudian juga silahkan mengisi daftar hadir.

Related Posts

Post a Comment

Lagi Trending