Assalamu'alaykum. Sahabat DESBUD.ID yang di rahmati Allah SWT. Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaiki-baiknya dari Nuffas. Kemudian berkembang, lahir dan tumbuh menjadi manusia dewasa. Pekan lalu, kita mengkaji banyak hal tentang perjalanan manusia dalam kandungan, atau yang kita kenal pada masa pranatal. Masa dimana manusia sebelum dilahirkan, masih dalam kandungan ibu. Siapa yang mengenal dirinya berasal, ia akan mengenal Tuhannya. Maka pembelajaran ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa keimanan dan menguatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Perkembangan pada masa bayi menjadi perkembangan emas bagi anak untuk tumbuh dewasa. Pada masa ini, pola asuh orang tua lebih berhati-hati seperti saat ketika pada masa pranatal. Karena pada masa ini lah perkembangan biologis tumbuh secara maksimal.
Perkembangan Pada Masa Bayi
Setiap individu memiliki karakteristik masing-masing seperti biologis (fisik), kognitif, sosial dan emosional
Perkembangan Biologis (Fisik dan Motorik) Pada Bayi
Man sano in carpore sano (di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat). Istilah ini dimaksudkan bahwa fisik sebagai tempat bagi perkembangan psikis manusia. Fisik sebagai tempat berkembang berbagai perkembangan manusia. Di dalam fisik terjadi perkembangan kognitif, sosial, moral, agama, dan bahasa.
Perkembangan fisik pada masa bayi relatif seimbang. Peningkatan berat badan bayi lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan bayi terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada masa ini terdiri dari pertumbuhan dan perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik kasar merupakan perkembangan kemampuan anak menggunakan seluruh anggota badan (otot-otot besar) untuk melakukan sesuatu.
Di samping anak-anak juga mengalami berbagai perkembangan penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa sakit. Berbeda dengan pendapat sebagian ahli yang menyatakan anak yang baru lahir belum dapat melihat, sebuah penelitian menunjukkan bawa bayi baru lahir dapat melihat dengan jarak penglihatan 19 cm.
Bayi baru lahir dapat langsung mendengar dan dapat bereaksi terhadap titiknada, volume, dan irama suara dengan baik. Bayi memiliki ambang pendengaran 10 sampai 20 desibel lebih tinggi dari orang dewasa. Inilah mungkin yang menyebabkan disunatkan membacakan azan atau iqamah pada bayi yang baru lahir.
Penciuman bayi juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada usia 7 (tujuh) hari bayi sudah sepenuhnya dapat mengenali bau ibunya bayi juga dapat mengenali bau botol susunya dan bau pengasuhnya. Bayi belum sensitif terhadap rasa sakit pada saat dilahirkan, tetapi pengenalan terhadap rasa sakit berkembang secara dramatis pada hari pertama bayi dilahirkan (Barnardos, 2002: 7).
Perkembangan Kognitif Pada Bayi
Di dalam ajaran Islam dijelaskan bahwa manusia pada saat dilahirkan tidak mengetahui apapun, tetapi Allah membekalinya dengan kemampuan penginderaan dan hati untuk mendapatkan pengetahuan. Penjelasan ini dapat ditemui dalam Alquran surat an-Nahl/16: 78 yang artinya "... dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur."
Beberapa ahli psikologi juga berpendapat bahwa perkembangan kemampuan berpikir manusia tumbuh bersama dengan pertambahan usia manusia. Sebagian ahli psikologi lainnya berpandangan bahwa perkembangan berpikir manusia dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana manusia hidup. Kemampuan berpikir manusia juga turut mempengaruhi kemampuan bahasa manusia sebab bahasa merupakan alat berpikir pada manusia.
Pemikiran bayi termasuk ke dalam pemikiran sensoris motorik, tahap sensoris motorik berlangsung dari kelahiran hingga kira-kira berumur 2 tahun. Selama tahap ini perkembangan mental ditandai dengan perkembangan pesat dengan kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik. Bayi baru lahir menerima secara aktif rangsangan-rangsangan terhadap alat-alat indranya dengan memberikan respons terhadap rangsangan tersebut melalui gerak-gerak refleks. Lihatlah bayi yang diberikan bola mereka akan mendekatkan bola tersebut ke matanya, melemparnya untuk mendengarkan suaranya, menjilatnya untuk mengenal rasanya, dan menciumnya untuk mengenali baunya. Semua dilakukan bayi dalam proses identifikasi benda-benda yang dapat digapainya.
Pada akhir tahap ini ketika anak berusia sekitar 2 tahun, pola-pola sensorik motoriknya semakin kompleks dan mulai mengadopsi suatu sistem simbol yang primitif. Misalnya, anak usia dua tahun dapat membayangkan sebuah mainan dan dan memanipulasinya dengan tangannya sebelum mainan tersebut benar-benar ada. Anak juga dapat menggunakan kata-kata sederhana, seperti “mama” sambil melompat untuk menunjukkan telah terjadinya sebuah peristiwa sensoris motorik.
Rasulullah menganjurkan orang tua mencium anak-anaknya yang masih kecil, sebab hal itu dapat menyenangkan hati anak. Di dalam psikologi dijelaskan perasaan senang akan menyebabkan syaraf-syaraf otak anak berkembang lebih baik dan cepat. Bayi-bayi yang menerima sentuhan kasih sayang dari orang tua atau orang lain yang ada di lingkungannya akan merasa aman dan berkembang lebih maksimal.
Perkembangan Sosial-Emosional
Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri, mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya. Interaksi sosial merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.
Pada masa ini bayi senang sekali bila diajak berhubungan atau berteman oleh orang lain, misalnya diajak berbicara, bermain, dan anak juga sudah memahami atau menanggapi orang lain yang marah atau yang bersikap ramah.
Makin besar anak makin membutuhkan tidak hanya kontak fisik (fisical contact) namun juga kontak psikis (psychological contact). Kontak fisik dapat diwujudkan dengan menggendong, menggandeng tangan, mengelus rambut, mencium, memandikan, sedangkan kontak psikis dapat berupa pemberian perhatian, kasih sayang, dorongan. Reaksi orang-orang dewasa di sekitarnya tersebut terhadap anak akan menambah atau meningkatkan rasa sosial anak terhadap lingkungannya.
Emosi manusia dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu emosi primer dan emosi sekunder. Emosi primer adalah emosi utama yang dapat menimbulkan emosi sekunder. Emosi primer muncul begitu manusia dilahirkan. Emosi primer antara lain gembira (Qs. surat al-Gasiyyah (88): 7-10), sedih (Qs. Al Anbiya' (21) : 87, marah (Qs. Al-A’râf (7): 150, dan takut (Qs. An-Nisa (4) : 77).
Emosi sekunder adalah emosi yang timbul sebagai gabungan dari emosi-emosi primer dan bersifat lebih kompleks. Emosi sekunder berasal dari kesadaran dan evaluasi diri. Emosi sekunder antara lain malu, iri hati, dengki, ujub, kagum, takjub, dan cinta.
Tugas Perkembangan Pada Masa Bayi
Beberapa perilaku penting yang sering muncul pada masa bayi, antara lain:
a. Imitasi (peniruan), yakni bayi senang sekali meniru tingkah laku atau sikap orang-orang dewasa yang ada di sekitarnya, misalnya menirukan orang tertawa, tersenyum, cemberut, kata-kata sederhana, tepuk tangan.
b. Shyness (perasaan malu), yakni pada masa ini anak mudah sekali merasa malu atau takut terhadap orang-orang yang belum dikenalnya. Akan tetapi sebaliknya anak menjadi tidak mudah takut atau malu setelah dapat mengenal lebih terhadap orang tersebut.
c. Dependency (ketergantungan), yakni anak tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Tanpa berhubungan dengan orang lain anak akan sulit melangsungkan kehidupannya, misalnya kegiatan mandi, makan, minum, kebutuhan kasih sayang.
d. Acceptance of the authority, menerima kekuatan atau kekuasaan yang melebihi dirinya yang ada di luar dirinya. Hal ini hanya dikenal oleh anak yang lebih besar. Anak mengenal adanya orang-orang lain yang lebih kuat dari dirinya, sehingga anak dapat mengharapkan sesuatu dari orang tersebut. Hal ini erat kaitannya dengan dependency.
e. Rivalry (persaingan dan resistant behavior). Resistant behavior bertujuan untuk menunjukkan kekuatan. Dengan adanya saingan-saingan di luar dirinya, maka anak ingin mencoba mengatasi seberapa besar kekuatan dirinya untuk bersaing atau untuk mengatasi saingan-saingan itu. Dengan demikian anak mendapat kepuasan, karena dia “mencoba” kemampuannya yang berguna untuk mendorong anak mencoba sesuatu yang lebih baik. Pada saat anak membutuhkan kontrol dari orang dewasa dan sekitarnya agar tidak mengalami salah perkembangan.
f. Attention seeking (perhatian akan sesuatu). Pada masa ini timbul niat atau kemauan anak untuk mengenal lebih lanjut atas apa yang dilihatnya, misalnya bermain-main dengan jenggot ayahnya.
g. Cooperation behavior, manifestasi tingkah laku dapat diwujudkan dalam bentuk bermain bersama-sama temannya, bergurau dengan temannya, bergaul dan bergabung dengan teman-temannya.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Menurut Hurlock (1992) ada beberapa pola bermain yang umumnya dilakukan pada masa bayi, yakni:
a. Sensomotorik, yakni bentuk permainan yang paling awal yang berbentuk perilaku menendang, gerakan-gerakan mengangkat tubuh, bergoyang-goyang, menggerakkan jari jemari tangan dan kaki, memanjat, berceloteh, dan menggelinding.
b. Menjelajah, dengan berkembangnya koordinasi lengan dan tangan, bayi mulai mengamati tubuhnya dengan menarik rambut, menghisap jari-jari tangan dan kaki, memasukkan jari-jari tangan ke dalam pusar dan memainkan alat kelamin. Mereka menjelajah dengan cara menarik, membanting dan merobek-robek benda-benda yang dapat diraihnya.
c. Meniru, dalam tahun kedua bayi mencoba meniru kelakuan orang-orang yang ada di sekitarnya seperti membaca majalah, menyapu lantai atau menulis dengan pensil atau krayon.
d. Berpura-pura, selama tahun kedua kebanyakan bayi memberikan sifat kepada mainannya seperti sifat-sifat yang sesungguhnya. Boneka-boneka hewan diberi sifat hewan sungguhan sama halnya boneka atau mobil-mobilan dianggap seperti orang atau mobil.
e. Hiburan, bayi senang dinyanyikan, diceritai, dan dibacakan dongeng-dongeng. Kebanyakan bayi menyenangi siaran radio dantelevisi dan melihat gambar-gambar.
Jadi yang bisa kita lakukan untuk tumbuh kembang anak diusia bayi adalah memastikan anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tugas perkembangannya dengan penuh kasih sayang. Agar pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan secara optimal.
Implikasi Dalam Pendidikan
Pada saat bayi dilahirkan, mudah tidaknya bayi bernapas setelah lahir juga mempengaruhi penyesuaian diri. Bila terjadi gangguan dalam penyediaan oksigen untuk otak sebelum atau selama persalinan anoxia, maka akan mati. Andaikata hidup pun akan menderita kerusakan otak sementara atau selamanya walaupun baru nampak setelah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun pascanatal. Anoxia sering terjadi pada persalinan cepat, yaitu persalinan yang berlangsung kurang dari dua jam, karena bayi terlampau cepat dikenalkan pada oksigen dan belum siap untuk bernapas (Hurlock, 1998).
Jadi bayi membutuhkan perawatan dan pemberian kasih sayang, lingkungan perlu memberikan rangsangan motorik yang kontinyu untuk membantu perkembangan motorik kasarnya dan motorik halusnya. Pemaksaan dan reaksi orang dewasa sekitar yang menolak dapat mengakibatkan kemunduran, anak akan menjadi takut dan tidak bahagia. Pemberian afeksi bagi bayi lebih dipentingkan daripada harus memaksa bayi melakukan sesuatu perilaku yang tidak mungkin dilakukannya.
Demikian penjelasan perkembangan pada masa bayi ditinjau dari beberapa aspek. Lalu apa yang dapat sahabat lakukan sebagai calon pendidik setelah mempelajari perkembangan peserta didik pada masa bayi? Tuliskan pendapat Saudara pada kolom komentar ya.
Post a Comment
Post a Comment