Ekonomi Islam Dibandingkan Konvensional Menggunakan Konsep Ulititas

desbud, desi budiono, pendidikan ekonomi um metro

Ilustrasi Studi Kasus

Skenario 1

Ada seorang atlit bersama fauzan yang rutin berolahraga setiap hari untuk menjaga kesehatannya. Fauzan kemudian mampir ketempat persinggahan yang mana ditempat tersebut ada empat gelas es jeruk. Kemudian hendra yang berada disana menawarkan jus tersebut  ke fauzan.

Dari konsep utilitas, apabila utilitas diberi skala 0-10 dari minuman yang diminym untuk menghitung berapa tingkat utilitas yang Fauzan dapat, tentunya diminuman yang Hendra pertama tawarkan, utilitasnya adalah 10. Hal ini dalam konteks Fauzan sedang dalam kondisi kehausan dan tidak membawa minuman dari rumah. Kemudian apabila Fauzan sudah meminum gelas pertama, kemudian ditawarkan gela kedua dan Fauzan menerimanya, tingkat utilitas Fauzan ketika minum gelas kedua sudah berbeda jika dibandingkan gelas pertama, ambil tingkat utilitasnya menjadi 8. Inilah yang diseut sebagai diminishing marginal utility, yang mana semakin banyak suatu barang dikonsumsi, tingkat utilitasnya akan semakin menurun. Setelah itu apabila Fauza ditawarkan kembali gelas ketiga dan meminumnya, tingkat utilitasnya menurun menjadi 5, dan gelas keempat yang diminum kembali menjadi 2 utilitasnya dan apabila gelas kelima yang ditawarkan menjadi 0. Sehingga dapat diketahui, utilitas gelas pertama dengan kelas keempat berbeda, dengan total utilitas (10+8+5+2) sejumlah 25 dan  gap utility nya sejumlah 25 karena tidak ada orang lain yang juga meminumnya (0). 

Skenario 2

Saat Fauzan sedang minum gelas yang ditawarkan, datang lagi orang lain yang juga sedang berolahraga, Wildan. Kemudian Hendara menawarkan gelas kedua tersebut ke Wildan yang mana kondisi Wildan pun sama-sama sedang dalam kondisi haus dan tidak membawa minuman. Data juga Dani dan Dudi yang ditawarkan gelas ketiga dan keempat dengan kondisi sama-sama haus. Berdasarkan tingkat utilitas, keempat gelas yang diberikan ke empat orang tersebut masing-masing sama, yaitu 10.

Skenario 2 memiliki jumlah gelas yang sama dengan skenario 1. Namun, dapat dilihat, jumlah orang di skenario 1 dan 2 berbeda. Dari total utilitasnya, skenario 2 lebih besar dibandingkan skenario 1. Dapat disimpullkan, diluar jumlah gelas yang sama, skenario 2 lebih baik dibandingkan skenario 1. Inilah esensi dari Ekonomi Syariah. Dalam Ekonomi Syariah, sosial utilitas lebih dikedepankan dibandingkan utilitas pribadi, yang mana semuanya sama memiliki utilitas masing-masing yang sama yaitu 10. Skenario 2 juga sesuai dengan Firman Allah SWT pada QS. Al - A'raf : 31.

"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai oang-orang yang berlebih-lebihan.".

Ayat ini memberi arti untuk makan dan minum secukupnya dan tidak berlebih-lebihan. Sehingga apabila dihubungkan dengan kasus diatas, minum cukup satu gelas kemudian membagikan ketiga gelas sisanya ke yang lain merupakan aplikasi dari ayat tersebut. Dengan konsep untuk menggunakan segala sesuatu sewajarnya ini implikasinya bisa mengarah pada adanya keadilan dan mengurangi kesenjangan sehingga bisa mengurangi adanya kesmiskinan.

Kemudian timbul pertanyaan, kemudian apa perbedaanya dengan sosialisme apabila pembagiannya sama? Dengan hanya melihat jumlah nilai yang ada, mungkin akan terlihat sama. Tetapi perbedaanya ada pada yang mengaturnya, yaitu Hendra. Apabila konsep sosialis yang diterapkan, cukup hanya diberikan catatan bahwa setiap orang mempunyai jatah satu minuman. Tetapi pada konsep ekonomi syariah, manusia memiliki peran penting untuk mengembangkan konsepnya. Fauzan besa saja meminum semua gelas yang ditawarkan, tetapi dia lebih memilih untuk membaginya dengan yang lain. Dalam hal ini, konsep yang menjadi ciri khas dari ekonomi syariah adalah adanya sifat dermawan dan kesalehan dari individunya, sehingga memiliki niat dan perilaku untuk berbagi satu sama lain.

Jika dibandingkan dengan skenario 1, skenario 1 lebih mencerminkan pada aliran ekonomi kapitalis, yang mana mencari kepuasan/profit semaksimal mungkin. Sehingga gelas yang ditawarkan ke Fauzan diminum semuanya oleh Fauzan, yang pertama datang yang mendapat hak atau yang menjadi pemenang. Hal inilah yang sejalan dengan ekonomi kapitalis.

Related Posts

Post a Comment

Lagi Trending